Senin, 24 Juni 2013

Alasan/Penyebab Selingkuh dan Perselingkuhan – Harapan yang terlalu tinggi terhadap pasangan dapat menjadi bumerang bagi kelangsungan hubungan perkawinan seseorang, banyak orang terlalu cepat merasa tidak puas dalam kehidupan perkawinan yang mungkin baru saja dijalani beberapa saat. Menghadapi kenyataan hidup yang jauh dari harapan, mereka lantas merasa kecewa dan mulai menyalahkan pasangannya, dan tidak sedikit dari mereka memilih untuk selingkuh.

Selingkuh
Whitehead, seorang Psikolog AS yang meneliti tentang hubungan suami istri, beranggapan bahwa munculnya selingkuh (perselingkuhan) dikarenakan luapan kekecewaan terhadap tidak terpenuhinya harapan. Tingginya harapan akan kebahagiaan justru menjatuhkan mereka ke dalam jurang kekecewaan, sehingga ketika harapan tidak tampak maka masing-masing mulai mencari pasangan baru yang dirasa lebih pas.
Selingkuh adalah segala bentuk perilaku yang yang mengarah pada hubungan yang melibatkan orang lain diluar pasangan sahnya dalam perkawinan (suami/istri) dengan memberi atau menerima perlakuan yang seharusnya diberikan pada pasangan yang sah yaitu membentuk perlakuan dengan hubungan seksual antara 2 (dua) orang.
Beberapa pakar juga berpendapat, selingkuh tidak hanya soal hubungan seksual. Ada keterlibatan asmara antara dua pasangan yang bukan pasangan resmi bisa dikatakan sebagai bentuk perselingkuhan, misalnya kissing, pengungkapan perasaan cinta dan komunikasi intensif yang melibatkan perasaan.
Debbie Layton-Tholl, ahli psikologi yang meneliti alasan-alasan terjadinya perselingkuhanmenemukan beberapa alasan yang selalu diungkapkan ketika mereka terlibat perselingkuhan yaitu sebagai berikut :
  • merasakan ketidakpuasan dalam kehidupan perkawinan
  • adanya kekosongan emosional dalam kehidupan pasangan tersebut
  • problem pribadi di masa lalu
  • kebutuhan untuk mencari variasi dalam kehidupan seksual
  • sulit untuk menolak “godaan”
  • marah terhadap pasangan
  • tidak lagi bisa mencintai pasangan
  • kecanduan alkohol atau pun obat-obatan
  • seringnya hidup berpisah lokasi
Ada beberapa alasan umum seseorang berselingkuh: a) ingin melarikan diri secara emosional dari pasangannya. b) ingin bertualang dan ingin mengetahui seperti apa berhubungan seks dengan orang yang bukan pasangannya. c) marah, dendam atau permusuhan yang terpendam terhadap pasangannya. d) ingin melakukan lebih banyak seks atau hal-hal yang menyerupai perbuatan seksual yang tidak ia dapatkan atau berbeda dari pasangannya.
Adapun faktor penyebab terjadinya selingkuh yaitu antara lain :
1. Faktor Internal
a). Konflik dalam perkawinan yang tidak kunjung selesai dan terus-menerus oleh perbedaan latar belakang pendidikan, perkembangan kepribadian, subkultur, serta pola hidup, yang menyebabkan ketidakserasian relasi antarpasangan. b). Kekecewaan oleh berbagai macam sebab seperti sifat yang berbeda, cara berkomunikasi yang kurang terasa pas, dan sebagainya. c). Ketidakpuasan dalam kehidupan seksual oleh disfungsi seksual atau penyimpangan perilaku seksual lainnya. d). Problema finansial. e). Persaingan antarpasangan baik dalam karier dan perolehan penghasilan.
2. Faktor External
a). Lingkungan pergaulan yang mendorong seseorang untuk mengambil keputusan mencoba menjalin hubungan perselingkuhan, demi tidak mendapat sebutan STS (suami takut istri) di kalangan rekan sepergaulannya. b). Kedekatan dengan teman lain jenis ditempat kerja yang berawal dari saling mencurahkan kesusahan dan kekecewaan dalam rumah tangga. Dari curhat, terjalin kedekatan emosional yang berlanjut dengan kontak fisik intim. c). Godaan erotis-seksual dari berbagai pihak, rekan kerja dan teman dengan motif tertentu.
Perselingkuhan dengan atau tanpa hubungan seks mudah untuk ditemukan, bahkan untuk dilakukan. Perselingkuhan tak memandang status sosial, tingkat pendidikan, jabatan, bidang profesi, domisili, bahkan gender. Semoga artikel selingkuh dan perselingkuhan ini bisa anda gunakan sebagai referensi untuk mencegah dan mengatasi pasangan yang selingkuh.

lesbian,, Gaya hidup atau abnormalitas seksual ???

Di Indonesia, Lesbianisme rupanya berkembang cukup pesat dalam wilayah sosial kemasyarakatan. Kalau dulu, perempuan lesbi sebisa mungkin menyembunyikan jati dirinya, tapi saat ini mereka berhimpun dalam wadah atau organisasi yang semua orang bisa mengetahuinya. Lihat saja, grup-grup lesbian yang bertebaran di Facebook maupun situs-situs dewasa lainnya. Lantas pertanyaannya, apakah Lesbianisme saat ini menjadi gaya hidup? Bukankah lesbian merupakan abnormalitas atau penyimpangan seksual? Sebelum menyimpulkan, Blog Dunia Psikologi akan mencoba menelisik apa itu lesbianisme.
Psikolog John Buss memperkirakan bahwa 2% dari wanita adalah seorang lesbian (Buss, 2004). Mungkin tidak lagi! Survei terbaru dari gadis remaja dan wanita muda menemukan bahwa sekitar hampir 15% perempuan muda saat ini mengidentifikasi dirinya sebagai lesbian, dibandingkan dengan sekitar 5% laki-laki muda yang mengidentifikasi sebagai gay (Ritch Savin-Williams and Geoffrey L. Ream, 2007).
Para peneliti di Cornell University, mengumpulkan sampel yang representatif dari wanita muda yang mencakup lebih dari 20.000 orang di 80 komunitas di seluruh Amerika Serikat, menemukan bahwa 85,1% wanita muda diidentifikasi sebagai heteroseksual; 0,5% melaporkan tidak ada identitas seksual; dan 14,4% sisanya adalah lesbian atau biseksual. Di antara pria muda, 94,0% mengidentifikasi diri mereka sebagai heteroseksual, 0,4% pria melaporkan tidak ada identitas seksual; dan 5,6% sisanya diidentifikasi sebagai gay atau biseksual.
Jangan khawatir penelitian tsb di Amerika. Proporsi di Indonesia bisa jadi lebih sedikit atau malah lebih tinggi, karena tentu budaya (kebiasaan, lingkungan, agama, dll) sangat mempengaruhi penelitian yang melibatkan orientasi seksual. Seperti yang terlihat di Eropa, misalnya, di Norwegia, lebih dari 20% anak perempuan dan wanita muda diidentifikasi sebagai lesbian (L. Wichstrøm and K. Hegna, 2003)
Lesbianisme sendiri berasal dari kata Lesbos. Lesbos adalah sebutan bagi sebuah pulau ditengah Lautan Egeis, yang pada zaman kuno dihuni oleh para wanita (dalam Kartono, 1985). Homoseksualitas dikalangan wanita disebut dengan cinta yang lesbis ataulesbianisme. Memang, pada usia pubertas, dalam diri individu muncul predisposisi (pembawaan, kecenderungan) biseksuil, yaitu mencintai seorang teman puteri, sekaligus mencintai teman seorang pria.
Psikologi adalah salah satu disiplin pertama yang melakukan studi homoseksualitas sebagai sebuah fenomena. Sebelum dan selama sebagian besar abad ke-20, psikologi melihat homoseksualitas sebagai model perilaku yang patologis. Sebelum tahun 1970an, banyak penelitian psikologi menyimpulkan bahwa homoseksual merupakan perilaku yang abnormal. Sebagian besar subyek penelitian adalah laki-laki gay dan lesbian; subyek penelitian mayoritas diambil dari penjara, rumah sakit jiwa dan konsultasi psikolog. Penelitian ini banyak dikritik karena sampel yang diambil adalah subyek yang ‘tertekan’, orang-orang miskin, gaya hidup minoritas, dsb, bukan mewakili sebuah populasi.
Diawali dengan protes para aktivis gay yang dibantu oleh banyak psikiatris menyelenggarakan konvensi di San Francisco yang membahas hak-hak kaum gay. Pada pertengahan 1970an, telah terjadi pergeseran penting dalam psikologi tentang homoseksual, yang beranggapan bahwa homoseksual dan lesbian berada dalam kisaran ‘normal’ perilaku manusia. Puncaknya adalah homoseksual dibuang dari American Psychiatric Association’s (APA) Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM), atau yang lebih dikenal dengan DSM-III.
Data dari peneliti seperti Alfred Kinsey dan Evelyn Hooker, dan setelah pemungutan suara oleh para komite APA pada tahun 1973, yang dikonfirmasi oleh keanggotaan APA tahun 1974, menyimpulkan bahwa homoseksual bukan lagi termasuk gangguan mental, melainkan “gangguan orientasi seksual (sexual orientation disturbance) (Spitzer R.L., 1981).”
Pada tahun 1975, American Psychological Association (APA) merilis kebijakan resmi bahwa homoseksualitas bukan merupakan gangguan mental (mental disorders), dan mendesak profesional kesehatan mental untuk mengambil langkah untuk menghilangkan stigma ‘penyakit jiwa’ yang telah lama dikaitkan dengan seorang gay dan lesbian.
Banyak yang mengira dari fisik jika perempuan tomboy kebanyakan adalah seorang lesbian, tentu saja tidak. Lebih dari 16% perempuan heteroseksual juga melaporkan tomboys menjadi sebagai anak perempuan. Hanya 3-4% dari laki-laki heteroseksual melaporkan ‘menjadi’ banci ketika muda. Jadi jika anda disebut banci (mengingatnya dan bersedia mengakuinya) adalah prediktor yang lebih kuat menjadi homoseksual daripada yang disebut sebagai gadis tomboy.
Mendefinisikan baik aktivitas seksual maupun identitas sosial seorang lesbian sampai saat ini memang terus diperdebatkan. Menurut penulis feminis, Naomi McCormick (1994), indikator orientasi seksual seorang lesbian adalah pengalaman seks dengan wanita lain. Namun, McCormick menyatakan menolak seks bebas antar wanita, dimana lebih mengedepankan hubungan emosional, dukungan, sensitivitas, dan kedekatan idealis antar perempuan adalah sebagai bagian terpenting daripada hubungan seksual. Pandangan para lesbian feminis (Anti-Pornography Feminism) ini sebetulnya pernah ditentang sebelumnya oleh lesbian yang lebih berorientasi seksual (‘Pro-Sex’ Feminism) pada 1980an, yang terkenal dengan “Sex Wars” (Duggan, Lisa and Nan D. Hunter. 2006).
Banyak dari kita yang penasaran tentang orientasi seksual seorang lesbian. Apa yang membuat orang lesbian? Tidak persis diketahui apa yang menyebabkan seseorang menjadi gay dan lesbian, tetapi penelitian menunjukkan bahwa hal ini didasarkan pada faktor biologis individu. Orientasi seksual biasanya terlihat mulai pubertas. Meskipun orientasi seksual mulai berkembang sebelum kelahiran, cenderung berubah selama hidup seseorang. Naum ada pula yang menganggap faktor lingkungan yang lebih dominan.
Dahulu, untuk mengetahui orang tersebut lesbian atau gay digunakan alat ukur yang disebut Kinsey Scale. Alfred Kinsey (ahli psikologi yang turut memperjuangkan hak-hak gay) mengembangkan Kinsey Scale sebagai cara untuk menggambarkan orientasi seksual seseorang. Kinsey menemukan bahwa banyak orang tidak secara eksklusif gay atau lesbian, tetapi orientasi seksual mereka dapat di antara keduanya. Kategori-kategori Skala Kinsey antara lain :
0 — exclusively heterosexual
1 — predominantly heterosexual, infrequently homosexual
2 — predominantly heterosexual, but more than infrequently homosexual
3 — equally heterosexual and homosexual (bisexual)
4 — predominantly homosexual, but more than infrequently heterosexual
5 — predominantly homosexual, infrequently heterosexual
6 — exclusively homosexual
Hari ini, banyak peneliti menganggap Skala Kinsey terlalu sederhana. Mereka berpendapat bahwa orientasi seksual setiap orang mungkin lebih kompleks dari label dasar yang diberikan Kinsey. Setiap orang berbeda dan orientasi seksual setiap orang adalah unik. Orang dapat memilih untuk label orientasi seksual mereka yang mereka inginkan (menjadi gay, lesbi atau biseksual) dan banyak orang memilih tidak untuk label sama sekali (AntiSeks). Seperti kebanyakan orang di budaya barat, yang diajarkan bahwa heteroseksualitas adalah kualitas bawaan dalam semua orang. Ketika seorang wanita menyadari daya tarik seksual dan romantis wanita lain, lantas mengadopsi identitas lesbian, menantang apa yang masyarakat tawarkan dalam stereotip tentang heteroseksual.
Lantas apakah Lesbianisme merupakan sebuah gaya hidup ataukah abnormalitas seksual? Banyak kritik membangun yang diberikan pada Blog Dunia Psikologi saat menulis artikel ini. Sebelumnya kami juga mengklarifikasi tidak pernah menyebutkan lesbian adalah gangguan mental (mental disorder). Bagi banyak pembaca, kata Abnormalitas Seksual mungkin dianggap sama dengan Gangguan Mental (Mental Disorder). Padahal tidak ada maksud sedikitpun untuk menyamakan lesbian sebagai gangguan mental.
Kami menyerahkan sepenuhnya kepada pembaca, dan yang mesti di ingat sebelum menyimpulkan adalah pada faktanya kaum lesbi menjadi sebuah gaya hidup para wanita ketika issue gender semakin menguat. Menuduh mereka abnormalitas secara seksual juga terlalu naif, karena belum ada penelitian lesbian di Indonesia. Bisa jadi semakin banyaknya lesbian Indonesia karena ‘ketidakmampuan’ laki-laki menempatkan perempuan dalam tempat yang seharusnya. Allah Bissawab.


4 tipe kepribadian dalam dunia psikologis

Dlm dunia psikologi, dikenal yg namanya 4 tipe kepribadian: Sanguinis, Melankolis, Koleris & Plegmatis, atau ada jg yg langsung mengkategorikannya sesuai dgn sifat dominan masing2 tipe, yaitu: Sanguinis Populer, Melankolis Sempurna, Koleris Kuat & Plegmatis Damai. nah trus saya & anda termasuk yg mana? sok atuh disimak yg berikut ini

KOLERIS pada umumnya mempunyai:
KEKUATAN:
* Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif
* Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan
* Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/ target
* Bebas dan mandiri
* Berani menghadapi tantangan dan masalah
* "Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini".
* Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat
* Mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktivitas
* Membuat dan menentukan tujuan
* Terdorong oleh tantangan dan tantangan
* Tidak begitu perlu teman
* Mau memimpin dan mengorganisasi
* Biasanya benar dan punya visi ke depan
* Unggul dalam keadaan darurat

KELEMAHAN:
* Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis)
* Senang memerintah
* Terlalu bergairah dan tidak/susah untuk santai
* Menyukai kontroversi dan pertengkaran
* Terlalu kaku dan kuat/ keras
* Tidak menyukai air mata dan emosi tidak simpatik
* Tidak suka yang sepele dan bertele-tele / terlalu rinci
* Sering membuat keputusan tergesa-gesa
* Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat orang lain
* Menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan
* Workaholics (kerja adalah "tuhan"-nya)
* Amat sulit mengaku salah dan meminta maaf
* Mungkin selalu benar tetapi tidak populer

kalau MELANKOLIS:
KEKUATAN:
* Analitis, mendalam, dan penuh pikiran
* Serius dan bertujuan, serta berorientasi jadwal
* Artistik, musikal dan kreatif (filsafat & puitis)
* Sensitif
* Mau mengorbankan diri dan idealis
* Standar tinggi dan perfeksionis
* Senang perincian/memerinci, tekun, serba tertib dan teratur (rapi)
* Hemat
* Melihat masalah dan mencari solusi pemecahan kreatif (sering terlalu kreatif)
* Kalau sudah mulai, dituntaskan.
* Berteman dengan hati-hati.
* Puas di belakang layar, menghindari perhatian.
* Mau mendengar keluhan, setia dan mengabdi
* Sangat memperhatikan orang lain

KELEMAHAN:
* Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan)
* Mengingat yang negatif & pendendam
* Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah
* Lebih menekankan pada cara daripada tercapainya tujuan
* Tertekan pada situasi yg tidak sempurna dan berubah-ubah
* Melewatkan banyak waktu untuk menganalisa dan merencanakan (if..if..if..)
* Standar yang terlalu tinggi sehingga sulit disenangkan
* Hidup berdasarkan definisi
* Sulit bersosialisasi
* Tukang kritik, tetapi sensitif terhadap kritik/ yg menentang dirinya
* Sulit mengungkapkan perasaan (cenderung menahan kasih sayang)
* Rasa curiga yg besar (skeptis terhadap pujian)
* Memerlukan persetujuan

kalau PLEGMATIS:
KEKUATAN:
* Mudah bergaul, santai, tenang dan teguh
* Sabar, seimbang, dan pendengar yang baik
* Tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana
* Simpatik dan baik hati (sering menyembunyikan emosi)
* Kuat di bidang administrasi, dan cenderung ingin segalanya terorganisasi
* Penengah masalah yg baik
* Cenderung berusaha menemukan cara termudah
* Baik di bawah tekanan
* Menyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan
* Rasa humor yg tajam
* Senang melihat dan mengawasi
* Berbelaskasihan dan peduli
* Mudah diajak rukun dan damai

KELEMAHAN:
* Kurang antusias, terutama terhadap perubahan/ kegiatan baru
* Takut dan khawatir
* Menghindari konflik dan tanggung jawab
* Keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar)
* Terlalu pemalu dan pendiam
* Humor kering dan mengejek (Sarkatis)
* Kurang berorientasi pada tujuan
* Sulit bergerak dan kurang memotivasi diri
* Lebih suka sebagai penonton daripada terlibat
* Tidak senang didesak-desak
* Menunda-nunda / menggantungkan masalah.

kalau SANGUINIS:
KEKUATAN:
* Suka bicara
* Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstratif
* Antusias dan ekspresif
* Ceria dan penuh rasa ingin tahu
* Hidup di masa sekarang
* Mudah berubah (banyak kegiatan / keinginan)
* Berhati tulus dan kekanak-kanakan
* Senang kumpul dan berkumpul (untuk bertemu dan bicara)
* Umumnya hebat di permukaan
* Mudah berteman dan menyukai orang lain
* Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian
* Menyenangkan dan dicemburui orang lain
* Mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam)
* Mengambil inisiatif/ menghindar dari hal-hal atau keadaan yang membosankan
* Menyukai hal-hal yang spontan

KELEMAHAN:
* Suara dan tertawa yang keras (terlalu keras)
* Membesar-besarkan suatu hal / kejadian
* Susah untuk diam
* Mudah ikut-ikutan atau dikendalikan oleh keadaan atau orang lain (suka nge-Gank)
* Sering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepele
* RKP! (Rentang Konsentrasi Pendek)
* Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban (awalnya saja antusias)
* Mudah berubah-ubah
* Susah datang tepat waktu jam kantor
* Prioritas kegiatan kacau
* Mendominasi percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan dengan tuntas
* Sering mengambil permasalahan orang lain, menjadi seolah-olah masalahnya
* Egoistis
* Sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yg sama
* Konsentrasi ke "How to spend money" daripada "How to earn/save money".

ini diaaa !!!!!

Sebelum memikirkan bagaimana cara menyikapi gosip tentang anda, ada baiknya kita mengetahui penyebab orang membicarakan anda.

1. Anda Berprestasi
Dalam banyak kasus, orang akan berbicara di belakang Anda ketika Anda telah mencapai sesuatu yang mereka tidak bisa capai. Ini sebetulnya adalah kemajuan yang patut ditiru, dimana memicu pembicaraan di belakang Anda. Masyarakat yang cenderung tradisional seringkali bergosip tentang sekolah, perguruan tinggi atau tempat kerja dan profesi anda. Hal ini sangat mungkin menjadi alasan mengapa orang bergosip di belakang Anda. Bisa jadi orang-orang tersebut tidak bisa menyamai anda.
Mari kita ambil contoh anda bekerja sebagai penyanyi atau anak band. Penulis tidak akan berdebat tentang apakah anda adalah seorang penyanyi yang baik atau tidak. Tapi bukankah kita melihat pandangan miring masyarakat tentang seorang penyanyi? Seringkali tetangga kita mencemooh “Mau jadi apa kalau tiap hari ngeband?” atau “Lihat tuh si mimin, kerjanya pulang mpe pagi,, jangan-jangan ups…!”. Masih banyak lagi contoh status pekerjaan yang dicibir oleh masyarakat. Mereka hanya mau tahu kalau bekerja ya di kantor, TITIK!
2. Cemburu pada Hal-hal Baik dalam Hidup Anda
Mari kita mulai ini dengan contoh klasik. Mr X menjadi personalia dalam waktu kurang dari 6 bulan, Mr X akan dipromosikan dan menjadi manajer. Mr Y dan Miss Z telah bekerja di perusahaan sejak 2 tahun terakhir dan telah menantikan untuk dipromosikan ke pos yang sama. Tapi Mr X mendahului mereka, Mr Y dan Miss Z terus berbicara tentang Mr X di belakang punggungnya sepanjang hari.
Dipromosikan di tempat kerja hanya contoh. Kenyataan hidup yang berat adalah bahwa ketika orang menjadi cemburu pada sesuatu yang telah anda terima, mereka akan terus berbicara di belakang Anda.
3. Mereka tidak memiliki sesuatu yang lebih baik dari Anda
Fakta lain yakni orang-orang yang membicarakan Anda adalah orang-orang yang tidak memiliki sesuatu untuk dilakukan untuk menjadi seperti anda. Tentunya kita semua ingin hidup menjadi lebih produktif dan lebih berarti, daripada bergosip dan mengeluh tentang orang lain. Hal ini menyebabkan satu fakta sederhana. Hidup mereka yang sengsara dan menyedihkan!
Lantas apa yang harus anda lakukan jika orang-orang membicarakan “sesuatu” tentang diri anda? berikut beberapa tips mengatasi gosip tersebut.
1. Tidak Perlu Melakukan Apa-apa
Hal pertama yang harus lakukan adalah mengakui dan memahami tentang gosip tersebut, bahwa tidak ada yang dapat Anda lakukan. Anda mungkin dapat untuk meyakinkan (klarifikasi) kepada orang yang berbicara tentang Anda. Namun berapa banyak orang di lingkungan anda yang akan Anda coba meyakinkannya? Apakah Anda tahu bahwa bahkan orang seperti Steve Jobs (pendiri Apple) memiliki banyak kritikus dan bahkan pernah mengalami pemecatan. Poin yang penulis tekankan adalah bahwa apa pun yang Anda lakukan dan seberapa baik Anda dalam kehidupan, tetap akan ada orang yang berpikir BURUK tentang anda!
2. Pahamilah bahwa mereka sebenarnya TIDAK PEDULI dengan Anda
Orang-orang yang berbicara di belakang Anda jelas tidak penting dalam hidup Anda. Jika mereka benar-benar peduli, mereka akan berada di sisi Anda, mendukung dan memberikan kritik membangun, bukan sekedar ‘ngerumpi’ bukan? Kebahagiaan sejati terletak pada kemajuan dan kesejahteraan sebagai individu serta orang yang Anda cintai termasuk keluarga dan teman. So, apa yang orang lain katakan dan pikirkan tidak akan mempengaruhi kehidupan Anda. Sadarilah ini sebelum terlambat!
3. Tersenyumlah ketika Anda berjalan melewati Mereka
Pukulan terbesar bagi siapa saja bergosip di belakang Anda adalah ketika melihat Anda berjalan dengan dengan senyum percaya diri mengatakan, “Saya tahu Anda berbicara di belakang saya tapi saya tidak peduli”. Anda juga bisa menertawakan gosip tsb, dan mengatakan “Ah, bisa aja jeng..?!”, tunjukkan bahwa Anda tidak terpengaruh oleh pembicaraan mereka. Atau jangan katakan apa-apa selain tersenyum seolah-olah Anda adalah orang paling bahagia di dunia. Simple bukan?!
 
4. Jangan merasa menjadi Korban
Ketika seseorang berbicara ‘buruk’, terkadang menimbulkan rasa gelisah, takut dan rasa sungkan. Jika hal ini terjadi, maka anda telah menjadi “korban”. Yang harus anda lakukan adalah mainkan peran sebagai lakon atau pemenang. Rayakan dan bagi cerita kepada keluarga atau sahabat bahwa anda menjadi “selebritis”.
5. Membangun Hubungan Menyenangkan pada Lingkungan Anda
Masalah yang terkadang menyebabkan anda tidak disukai oleh orang-orang disekitar anda adalah anda cenderung individualis dan kurang komunikatif dengan lingkungan sekitar. Oleh karena itu sedikit demi sedikit bangunlah komunikasi yang menyenangkan dengan orang-orang di sekitar anda. Dengan menunjukkan sikap yang menyenangkan, ‘stereotip’ jelek tentang diri anda sedikit demi sedikit akan pupus, dan sontak mereka berkata “Oh si Anu baik koq, humoris… ternyata ngga seperti yang kita duga jeng….?!?!”.
6. Rencanakan Konfrontasi dengan Baik
Tidak selamanya konfrontasi dilakukan secara agresif, anda bisa melakukan pendekatan yang persuasif, karena konfrontasi agresif hanya cocok bagi orang yang sangat siap secara mental. Caranya; dekatilah orang-orang yang anggap ‘penting’ dan berpengaruh dalam sebuah kelompok orang yang sering membicarakan anda. Lakukan pembicaraan dan bangunlah komunikasi dua arah. Jika anda berhasil membangun simpatik dari orang tersebut, penulis yakin “pengikutnya” pasti akan luluh juga.. hehe.

tokoh Psikologi

 Berikut penjabarannya: 1. Wilhelm Wundt (1832 - 1920) Ia dikenal dengan Bapak Psikolog Modern atas jasanya mendirikan Laboratorium Psikologi Pertama di Dunia. Karena sebagai pemula dan perintis ilmu psikologi, dia belum menuliskan secara terperinci tentang konsep yang dia cetuskan tentang ilmu yang sangat asing dan belum dikenal dalam masyarakat luas, namun ia telah banyak melakukan banyak eksperimen-eksperiman untuk “mengeluarkan” ilmu psikologi dari ilmu fisafat dan ilmu Fa’al. beberapa karya besar yang dia ukir melalui penulisan buku diantaranya: "Beitrage Zur Theorie Der Sines Wahrnemung" (Persepsi yang dipengaruhi kesadaran, 1862), "Grund zuge der Physiologischen Psychologie" (Dasar fisiologis dari gejala-gejala psikologi, 1873) dan "Physiologische Psychologie". Didalam beberapa buku tersebut ia tuliskan pendapat dan konsep-konsepnya mengenai ilmu yang baru melepaskan diri dan berdiri sendiri tersebut. 2. Ivan Pavlov (1849 - 1936) Sebuah konsep mendunia yang diproklamirkan oleh ahli psikolog kelahiran Rjasan ini adalah teori Classical Conditional. Sebuah teori yang merupakan buah dari percobaannya dari seekor Anjing yang dihadapkan makanan. Dalam teori ini, dijelaskan bahwa sebuah makanan yang dipadukan dengan panggilan gemerincing sebuah bel, maka keduanya akan menghasilkan respon sama yang menyebabkan keluarnya air liur anjing percobaan tersebut. Hingga kini, konsep ini telah dijadikan sebagai dasar bagi perkembangan aliran psikologi behaviourisme sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi penelitian mengenai proses belajar dan pengembangan teori-teori tentang belajar. Melalui percobaan ini pula, mengantarkan Ivan pada sebuah prestasi yang mendapatkan anugerah hadiah Nobel. 3. Emil Kraepelin (1856 - 1926) Sebuah Konsep yang cukup popular dalam dunia psikologi ialah Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM), konsep yang ia sampaikan ini pada perkembangannya dijadikan sebagai dasar penggolongan penyakit-penyakit kejiwaan atau dikenal dengan psikosis. Emil membagi Psikosis ini menjadi dua golongan utama yaitu dimentia praecox (gejala awal dari penyakit kejiwaan) dan psikosis manic-depresif. Dalam konsep ini pula ia percaya bahwa jika klasifikasi gejala-gejala penyakit kejiwaan dapat diidentifikasi maka asal usul dan penyebab penyakit kejiwaan pun akan lebih mudah diteliti. Selain itu, ia pun dikenal sebagai tokoh yang pertama kali menggunakan metode test psikologi (test Kraepelin) untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan kejiwaan. 4. Sigmund Freud (1856 - 1939) Dalam sejarahnya, tokoh berkebangsaan Jerman ini dikenal memiliki beberapa teori dan konsep- konsep mengenai ilmu Psikologi, diantaranya: a. alam ketidaksadaran (unconscious mind), yang dia ulas melalui sebuah buku yang ia tulis dengan judul Interpretation of Dreams, dan masih dijadikan rujukan hingga saat ini. b. perkembangan psikoseksual (Theory of Psychosexual Development), adalah sebuah teori yang mengatakan bahwa seksualitas adalah faktor pendorong terkuat untuk melakukan sesuatu dan bahwa pada masa balita pun anak-anak mengalami ketertarikan dan kebutuhan seksual. c. The Oedipal Complex, mengatakan bahwa anak (kecil) akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan perhatian dari sang Ibu tercinta. d. Konsep Id, Ego, dan Superego e. Mekanisme pertahanan diri (ego defense mechanisms) 5. Alfred Binet (1857 - 1911) Sebuah karya besar yang ia lahirkan dan masih popular hingga saat ini adalah teori Intelligence Quotient atau IQ. Teori ini lahir dan bermula pada percobaannya dalam mengembangkan test intelegensi pertama di dunia, yang setelah itu ia melakukan koreksi demi koreksi atas segala kekurangan sehingga dapat melahirkan teori yang dikenal dengan IQ tersebut. 6. Alfred Adler(1870 - 1937) Sebuah konsep yang ia cetuskan bahwa setiap manusia pada dasarnya mempunyai kelemahan organis. Berbeda dengan hewan, manusia tidak dilengkapi dengan alat-alat tubuh untuk melawan alam
  • 3. layaknya hewan. Kelemahan-kelemahan organis inilah yang justru membuat manusia lebih unggul dari makhluk-makhluk lainnya, karena mendorong manusia untuk melakukan kompensasi (menutupi kelemahan). Ironisnya, konsep ini sangat bertolak belakang dengan teori Freud yang membuat mereka berdua putus hubungan karena perbedaan pendapat tersebut. 7. Carl Jung (1875 - 1961) Tokoh satu ini dalam kisahnya belum berhasil mencetuskan sebuah teori, namun ia telah banyak berinteraksi dan belajar dengan tokoh psikologi Freud yang mengantarkannya menjadi Presiden pertama International Psychoanalytic Association pada tahun 1910. 8. John Watson (1878 - 1958) Tokoh ini telah menorehkan karyanya yang ditulis dalam sebuah buku yang berjudul "Psychology as the Behaviourist view it" 1913. Dalam karyanya ia mengatakan sebuah teori bahwa psikologi haruslah menjadi ilmu yang obyektif, oleh karena itu ia tidak mengakui adanya kesadaran yang hanya diteliti melalui metode introspeksi, selain itu ia mengatakan bahwa psikologi harus dipelajari seperti orang mempelajari ilmu pasti atau ilmu alam. ia dikenal pula sebagai pendiri aliran behaviorisme di Amerika Serikat. 9. Max Wertheimer (1880 - 1943) Teori yang ia sampaikan berdasarkan atas hukum-hukum Gestalt yang ia tulis dalam buku "Investigation of Gestalt Theory" (1923). Didalamnya ia bahas mengenai Hukum Kedekatan, hukum ketertutupan dan hukum kesamaan. 10. Henry A. Murray(1893 - 1988) Ia mencetuskan sebuah konsep tentang unconscious mind (kepribadian akan dapat lebih mudah dipahami dengan cara menyelidiki alam ketidaksadaran seseorang). 11. Jean Piaget (1896 - 1980) Sebuah mahakarya yang ia ukir setelah melewati perjalanan panjang dengan penelitian dan percobaan adalah dikenal dengan nama Theory of Cognitive Development (Teori Perkembangan Kognitif) merupakan teori dalam psikologi perkembangan yang mengutamakan unsur kesadaran. 12. Carl Rogers (1902 - 1987) Karya besar yang masih terkenal hingga sekarang tentang metode konseling yang disebut Client-Centered Therapy. Metode yang menyajikan solusi (konsultasi) dari masalah yang dihadapi klien. 13. Erik Erikson (1902 - 1994) Ia berhasil mengembangkan teori Freud tentang perkembangan psikoseksual anak, sehingga melahirkan sebuah teori baru yang disebut theory of Psychosocial Development (teori perkembangan psikososial) dimana ia membagi tahap-tahap perkembangan manusia menjadi delapan tahapan. 14. Burrhus F. Skinner (1904 - 1990) Pendapatnya bertepuk sebelah tangan dengan pendapat Freud, ia berpendapat bahwa yang paling penting untuk membentuk kepribadian seseorang adalah melalui Reward & Punishment atau dengan kata lain perkembangan kepribadian seseorang, atau perilaku yang terjadi adalah sebagai akibat dari respon terhadap adanya kejadian eksternal dari dirinya. 15. Abraham Maslow (1908 - 1970) Teorinya yang cukup terkenal adalah teori tentang Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan). Merutnya, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya yang memiliki tingkatan dan hirarki masing-masing (rendah, sedang dan tinggi). 16. Hans Eysenck (1916 - 1997) Dalam teorinya ia mengatakan bahwa intelegensi merupakan sesuatu yang diturunkan sejak lahir. Selain itu, Ia juga memperkenalkan konsep ekstroversi (introversi-ekstraversi) dan neurotisme (neurotik-stabil) sebagai dua dimensi dasar kepribadian. Dan melalui dua konsep tersebut ia percaya dapat menguraikan karakteristik manusia (supertraits). 17. Albert Bandura (1925 - ) Ia dikenal dengan teori yang ia lahirkan yakni “Social Learning Theory” atau teori pembelajaran social. Teori ini merupakan salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi.


Minggu, 09 Juni 2013

Tugas Psikologi Pendidikan : Observasi E-Learning, oleh Kelompok 5


Eka Sartika                                       121301007
Riza Indri SriMetami Barus             121301011
Triana Hamidah                                121301017
Nanda Rizkita                                   121301025
Muthia Audina                                  121301029
Nuraini                                              121301067

A.  Identitas Sekolah
Nama Sekolah             : SMA NEGERI 13 MEDAN
Alamat Sekolah           : Jalan Brigjen Zein Hamid KM 7 Titi Kuning, Medan Johor, Sumatera Utara 
Telpon                         : (061) – 7869928 
Website                       : sman13-mdn.sch.id 
Uang Sekolah              : Rp. 100.000,- / bulan 
Konsep E-learning      : Online ( koneksi internet dan Wi-Fi ) dan offline ( media presentasi ) sejak tahun 2009

B.  Uraian Aktivitas Observasi

  • Hari pelaksanaan         : Kamis, 23 Mei 2013 
  • Waktu pelaksanaan     : 08.00 – 11.00 wib (150 menit ) 
  • Pembagian tugas         :  Setiap dua anggota kelompok memasuki satu kelas
  • Narasumber               : 
    •  Muhammad Irfa Qodri ( ketua OSIS )
    •  Raden Ayu  E.P. ( Wakil Ketua I OSIS )
    •  Nia Adriani ( Wakil Ketua II OSIS )
    •   Mhd Syariful Muharrami Hrp ( Sekretaris I OSIS )
    •  Nadhila Atika Putrie ( Bendahara I OSIS )

C.  Laporan Hasil Observasi
                              I.            Pendahuluan
SMA Negeri (SMAN) 13 Medan, merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Sama dengan SMA pada umumnya di Indonesia, masa pendidikan sekolah di SMAN 13 Medan ditempuh dalam waktu tiga tahun, mulai dari Kelas X sampai Kelas XII. Pada tahun 2007, sekolah ini menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, sebelumnya dengan menggunakan KBK. Berbagai fasilitas dimiliki SMAN 13 Medan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Fasilitas yang dimiliki oleh sekolah ini sendiri diantaranya ruang kelas, Ruang laboratorium ( Fisika, Kimia, Biologi, Bahasa, dan Komputer ), lapangan sepakbola, voli, dan basket, ruang UKS,  perpustakaan, dan kantin.

                           II.            Landasan Teori
Sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dan media elektronik dalam proses belajar mengajar disebut sebagai E-learning. Teknologi informasi yang dimaksudkan sebagai sumber materi siswa dalam mengikuti pelajaran yang dapat dilakukan secara online maupun offline. Dimana sumbernya berasal dari website, internet, intranet, rekaman DVD maupun berupa slide melalui presentasi. Namun saat ini kebanyakan sistem E-learning yang digunakan di  sekolah maupun universitas adalah dengan media offline berupa presentasi materi yang dibawakan oleh beberapa orang dalam sebuah kelompok. Hal tersebut juga didukung oleh sumber informasi online dimana para pengajar bisa membagikan bahan materi maupun pengarahan melalui grup-grup di jejaring sosial. Ini membuat proses belajar mengajar menjadi semakin efisien dan dinamis.
Keuntungan menggunakan e-learning sendiri dalam proses belajar mengajar diantaranya :
  • menghemat waktu proses belajar mengajar 
  • mengurangi biaya perjalanan
  •  menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan ( infrastruktur, peralatan, buku )
  •  menjangkau wilayah geografis yang lebih luas 
  • melatih pelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan
Namun E-learning sendiri juga memiliki kelemahan jika siswa tidak bisa menemukan peran pentingnya dalam pembelajaran serta komunikasi yang kurang antara pengajar dan siswa maupun antar sesama siswa bisa memperlambat terbentuknya nilai dalam proses belajar dan mengajar. Kelemahan lain yang dapat timbul yaitu :
  • Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis (komersial) 
  • Berubahnya peran dosen atau guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan TIK
  • Proses belajar dan mengajarnya yang lebih cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan 
  • Mahasiswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi 
  • Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet 
  • Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan menggunakan internet 
  • Kurangnya penguasaan bahasa komputer.

                       III.            Objek Penelitian
Objek yang menjadi sumber observasi adalah siswa-siswi kelas X dan XI SMA Negeri 13 Medan khususnya para siswa kelas X-9, XI IPA-1, dan XI IPA-2.

                       IV.            Laporan Penelitian
-          Teori Belajar
Teori belajar yang diterapkan oleh sekolah ini sendiri yaitu teori belajar behavioral dan kognitif sosial. Maksudnya disini pengajar atau guru menerapkan sistem reward-punishment serta adanya self-regulated dari siswa sendiri berupa pengkontrolan diri sendiri tanpa harus diberikan reward dengan menggunakan cara-cara tertentu oleh siswa itu sendiri.

-          Orientasi Belajar
Orientasi belajar yang digunakan pada sekolah ini masih menggunakan sistem TCL (Teacher-Centered Learning) dan SCL (student-centered Learning) dimana menggunakan prinsip cooperative learning yaitu dalam proses pembelajaran, tugas, soal serta materi masih diberikan oleh guru dan peran siswa mengerjakan serta mencari bahan materi tanpa harus dipresentasikan secara berkelompok melainkan melalui pendapat pribadi dari hasil materi yang didapat. Siswa dituntut untuk bernalar sesuai pemikirannya terhadap masalah ataupun materi yang diberikan.

-          Motivasi belajar
Motivasi yang ditanamkan oleh guru sendiri kepada muridnya yaitu motivasi ekstrinsik, karena disini peran guru sebagai pengingat dan juga pendorong dalam meningkatkan kemauan belajar siswanya, yang merupakan suatu rangsangan dari luar, dimana dorongan yang diberikan dalam aktivitas belajar tidak secara mutlak berhubungan dengan pelajaran tersebut. Motivasi ekstrinsik sendiri juga dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti pemberian imbalan atau hukuman.

-          Manajemen Kelas
Setiap kelas rata-rata terdiri dari 40-46 orang dimana jumlah siswa yang semakin banyak pada suatu kelas dapat menurunkan daya konsentrasi dan semangat belajar serta motivasi yang diberikan. Ruangan kelas sendiri menggunakan gaya penataan auditorium, dimana semua murid duduk menghadap guru.

D.  Rangkuman Hasil Observasi
1.      Rangkuman menurut Kelompok
Penerapan E-learning pada sekolah dapat memberikan keuntungan baik untuk siswa maupun guru atau pengajar, karena efektif dan efisien pada proses pembelajaran. Penerapan E-learning ini akan sejalan dengan perkembangan teknologi. Disini E-learning pada sekolah dapat menghemat biaya pendidikan khususnya pada pengadaan buku, peralatan praktek belajar dan infrastruktur alat tulis. Di lain hal, dapat menghemat jam pengajaran guru kepada siswanya sehingga aktivitas sehari-hari tidak terserap sepenuhnya oleh kegiatan sekolah, penguasaan guru terhadap teknologi menjadi semakin berkembang, serta guru dan siswa dapat menyesuaikan metode pengajaran dan pembelajaran sesuai dengan konsep E-learning ( apakah otoritatif atau demokratis ). Materi diberikan melalui presentasi slide dimana guru sebaiknya menambahkan animasi atau gambar yang membuat isi slide terkesan tidak terlalu monoton. Manajemen kelas pada sekolah tersebut kebanyakan menerapkan gaya auditorium sehingga perlunya pengubahan penataan kelas kemungkinan dapat meningkatkan motivasi siswa pada pelajaran.

2.      Rangkuman Pribadi

Penerapan konsep E-Learning pada bidang pendidikan memang sangat membantu dalam proses belajar mengajar. Konsep E-Learning dapat menjadikan proses pembelajaran menjadi efisien dan dimanis. Dengan menggunakan konsep E-Learning, pelajar dapat berkembang dan menguasai teknologi semakin cepat sehingga terhindar dari kata GAPTEK. Namun, peran pengajar tentu masih dibutuhkan untuk mengarahkan pelajar dalam penggunaan konsep E-Learning ini ke arah yang positif agar ada yang mengontrol kondisi kelas. Konsep E-Learning berpotensi mempengaruhi motivasi pelajar dalam proses pembelajaran seprti pemberian reward kepada siswa yang berprestasi.
Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan di SMA Negeri 13 Medan rata-rata proses belajar masih mengandalkan peran guru namun guru juga memberikan siswa untuk berperan dalam kelas dan berkognisi seperti pada kelas yang saya observasi.


E.   Testimoni Tentang Perencanaan dan Proses Observasi
Eka Sartika - 121301007 : Pelaksanaan observasi kelompok kami sempat tertunda beberapa hari dikarenakan mencari waktu yang tepat dan tidak bertabrakan dengan jadwal kuliah. Tapi akhirnya, mau tidak mau harus ada yang dikorbankan. Selama pelaksanaan observasi, saya cukup senang karena ini adalah pertama kalinya saya melakukan observasi dan dilakukan di luar kampus. Awalnya, saya merasa sangat canggung berhadapan dengan pihak sekolah dan siswa-siswi SMA Negeri 13 Medan. Dan saya bisa mengatasinya karena pihak sekolah dengan senang hati menerima kami. Selain itu, selama proses observasi, siswa-siswi SMA Negeri 13 Medan sangat kooperatif. Saya mengucapkan terima kasih kepada SMA Negeri 13 Medan yang telah membantu dalam penyelesaian tugas Psikologi Pendidikan , yaitu observasi mengenai penggunaan E-Learning.

Riza Indri Sri Metami Barus – 121301011 : Pengalaman observasi pertama ke sekolah SMA NEGERI 13 Medan  kali ini sedikit berbeda yang biasanya saya sebagai murid disana kali ini menjadi senior yang dating. Hehehe .   Awalnya, saya merasa sedikit malu dengan  siswa/i SMA Negeri 13 Medan. Dan akhirnya saya terbisa karena siswa/i disana sangat saling  menghargai kami . mereka juga dengan senang hati untuk menerima kami. Saya dan kelompok saya sangat berterima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh SMA 13 Medan, terutama staf-staf guru, kepala sekolah, dan siswa/i yang membantu kami dalam menyelesaikan tugas Psikologi Pendidikan.
Ada banyak kesan-kesan yang tercipta dengan sangat natural pada saat proses observasi, bahkan sebelum menuju hari H juga ada sesuatu yang menjadi salah satu pembelajaran, dan inilah pengertian sesungguhnya belajar itu. Sebelum hari observasi diputuskan, sangat banyak pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan, semapt tertunda. Kita tidak bisa menjadi manusia yang mengagungkan ego untuk sebuah karya yang notebenenya adalah salah satu tugas kelompok, ini bukan sekedar menyamakan persepsi, tetapi melatih untuk mendengarkan orang lain, dan mencari jalan keluar yang hasil fixnya tidak akan merugikan satu sama lain. Inilah urgensi dari kerja kelompok, hasil akan ditanggung bersama, dan tidak ada yang tidak memiliki resiko ketika kita memutuskan sesuatu untuk menjadi pilihan kita.
Setelah melewati begitu banyak proses belajar, akhirnya terlaksana juga observasi pendidikan kami di SMA NEGERI 13 MEDAN. Menemui wajah-wajah baru, mendapatkan ilmu-ilmu kehidupan. Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan kami kesempatan dan melancarkan proses ovservasi ini. Terimakasih untuk semua yang berpartisipasi dalam membantu pembuatan tugas observasi mata kuliah Psikologi Pendidikan ini, sehingga terpampang nyata dan telah selesai dihadapan Anda. Khususnya Ibu Filia Dina Anggaraeni yang dengan senantiasa membimbing, mengarahkan, serta menghadapkan kami untuk sesuatu pengalaman yang baru, benar-benar baru, lalu bapak Aswan yang dengan senang hati membuatkan surat untuk keberlangsungan observasi kami ini. Terima kasih buat semua pihak pendukung yang telah membantu kami :)
 
Triana Hamidah - 121301017 : Pelaksanaan observasi kelompok kami sempat tertunda dikarenakan jadwal yang bertabrakan dengan mata kuliah, sehingga pada akhirnya mengorbankan absensi kelas. selama pelaksanaan observasi, saya cukup canggung karena ini merupakan pertama kalinya saya mengikuti kegiatan observasi, lambat laun kecanggungan saya itu hilang dikarenakan keluarga SMA N 13 Medan sangat kooperatif terhadap kami. saya juga  dapat belajar dari hal ini. saya berterima kasih terhadap SMA N 13 Medan yang sudah membantu saya dan teman - teman saya dalam menyelesaikan tugas Psikologi Pendidikan, yaitu observasi mengenai penggunaan E-learning.

Nanda Rizkita br Milala – 121301025 : Pelaksanaan observasi beberapa hari yang lewat yang lalu sangat menyenangkan, walupun ada sedikit masalah dijam kuliah yang bentrok dengan pelaksanaannya, tapi itu tak masalah buat kelompok kami. Sesampainya di SMA 13 Medan kami lagsung di berikan kesempatan untuk mengobservasi dalam kelas. Awalnya, saya merasa sedikit malu dengan  siswa/i SMA Negeri 13 Medan. Dan akhirnya saya terbisa karena siswa/i disana sangat saling  menghargai kami . mereka juga dengan senang hati untuk menerima kami. Saya dan kelompok saya sangat berterima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh SMA 13 Medan, terutama staf-staf guru, kepala sekolah, dan siswa/i yang membantu kami dalam menyelesaikan tugas Psikologi Pendidikan. 

Muthia Audina – 121301029 : Ada banyak kesan-kesan yang tercipta dengan sangat natural pada saat proses observasi, bahkan sebelum menuju hari H juga ada sesuatu yang menjadi salah satu pembelajaran, dan inilah pengertian sesungguhnya belajar itu. Sebelum hari observasi diputuskan, sangat banyak pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan, semapt tertunda. Kita tidak bisa menjadi manusia yang mengagungkan ego untuk sebuah karya yang notebenenya adalah salah satu tugas kelompok, ini bukan sekedar menyamakan persepsi, tetapi melatih untuk mendengarkan orang lain, dan mencari jalan keluar yang hasil fixnya tidak akan merugikan satu sama lain. Inilah urgensi dari kerja kelompok, hasil akan ditanggung bersama, dan tidak ada yang tidak memiliki resiko ketika kita memutuskan sesuatu untuk menjadi pilihan kita. 
Setelah melewati begitu banyak proses belajar, akhirnya terlaksana juga observasi pendidikan kami di SMA NEGERI 13 MEDAN. Menemui wajah-wajah baru, mendapatkan ilmu-ilmu kehidupan. Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan kami kesempatan dan melancarkan proses ovservasi ini. Terimakasih untuk semua yang berpartisipasi dalam membantu pembuatan tugas observasi mata kuliah Psikologi Pendidikan ini, sehingga terpampang nyata dan telah selesai dihadapan Anda. Khususnya Ibu Filia Dina Anggaraeni yang dengan senantiasa membimbing, mengarahkan, serta menghadapkan kami untuk sesuatu pengalaman yang baru, benar-benar baru, lalu bapak Aswan yang dengan senang hati membuatkan surat untuk keberlangsungan observasi kami ini, pihak sekolah SMA NEGERI 13 MEDAN yang bersedia menjadi objek observasi kami, dan makhluk-makhluk Tuhan lainnya yang tidak akan tersebutkan satu per satu di sini. 

Nuraini – 121301067 : Selama saya melakukan observasi, saya bisa tahu hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan ketika hendak memulai observasi tersebut, etika serta yang harus dilakukan ketika mengobservasi objek tsb. Hal-hal yang diobservasi juga menuntut ketelitian dan focus. Disamping itu saya juga senang ketika melakukan observasi tsb, karena saya bisa merasakan suasana kelas saat SMA sehingga semakin meningkatkan mood saya terhadap observasi yang dilakukan. 



F.  Dokumentasi