Mengenal Schizophrenia
Meskipun definisi yang pasti tentang Schizophrenia selalu menjadi perdebatan para ahli, terdapat indikasi yang semakin nyata bahwa Schizophrenia adalah sebuah gangguan yang terjadi pada fungsi otak. Dalam buku The Broken Brain : The Biological Revolution in Psychiatry yang ditulis oleh Dr. Nancy Andreasen, dikatakan bahwa bukti-bukti terkini tentang serangan Schizophrenia merupakan suatu hal yang melibatkan banyak sekali faktor. Faktor-faktor itu meliputi perubahan struktur fisik otak, perubahan struktur kimia otak, dan faktor genetik.
Meskipun definisi yang pasti tentang Schizophrenia selalu menjadi perdebatan para ahli, terdapat indikasi yang semakin nyata bahwa Schizophrenia adalah sebuah gangguan yang terjadi pada fungsi otak. Dalam buku The Broken Brain : The Biological Revolution in Psychiatry yang ditulis oleh Dr. Nancy Andreasen, dikatakan bahwa bukti-bukti terkini tentang serangan Schizophrenia merupakan suatu hal yang melibatkan banyak sekali faktor. Faktor-faktor itu meliputi perubahan struktur fisik otak, perubahan struktur kimia otak, dan faktor genetik.
Di dalam otak terdapat milyaran sambungan sel. Setiap
sambungan sel menjadi tempat untuk meneruskan maupun menerima pesan dari
sambungan sel yang lain. Sambungan sel tersebut melepaskan zat kimia yang
disebut neurotransmitters yang membawa pesan dari ujung sambungan sel
yang satu ke ujung sambungan sel yang lain. Di dalam otak yang terserang
schizophrenia, terdapat kesalahan atau kerusakan pada sistem komunikasi
tersebut.
Bagi keluarga dengan penderita schizophrenia di dalamnya,
akan mengerti dengan jelas apa yang dialami penderita schizophrenia dengan
membandingkan otak dengan telepon. Pada orang yang normal, sistem switch pada
otak bekerja dengan normal. Sinyal-sinyal persepsi yang datang dikirim kembali
dengan sempurna tanpa ada gangguan sehingga menghasilkan perasaan, pemikiran,
dan akhirnya melakukan tindakan sesuai kebutuhan saat itu. Pada otak penderita
schizophrenia, sinyal-sinyal yang dikirim mengalami gangguan sehingga tidak
berhasil mencapai sambungan sel yang dituju.
Schizophrenia terbentuk secara bertahap dimana keluarga
maupun penderita tidak menyadari ada sesuatu yang tidak beres dalam otaknya
dalam kurun waktu yang lama. Kerusakan yang perlahan-lahan ini yang akhirnya
menjadi schizophrenia yang tersembunyi dan berbahaya. Gejala yang timbul secara
perlahan-lahan ini bisa saja menjadi schizophrenia akut. Periode schizophrenia
akut adalah gangguan yang singkat dan kuat, yang meliputi halusinasi,
penyesatan pikiran (delusi), dan kegagalan berpikir.
Kadang kala schizophrenia menyerang secara tiba-tiba.
Perubahan perilaku yang sangat dramatis terjadi dalam beberapa hari atau
minggu. Serangan yang mendadak selalu memicu terjadinya periode akut secara
cepat. Beberapa penderita mengalami gangguan seumur hidup, tapi banyak juga
yang bisa kembali hidup secara normal dalam periode akut tersebut. Kebanyakan
didapati bahwa mereka dikucilkan, menderita depresi yang hebat, dan tidak dapat
berfungsi sebagaimana layaknya orang normal dalam lingkungannya.
Dalam beberapa kasus, serangan dapat meningkat menjadi apa
yang disebut schizophrenia kronis. Penderita menjadi buas, kehilangan
karakter sebagai manusia dalam kehidupan sosial, tidak memiliki motivasi sama
sekali, depresi, dan tidak memiliki kepekaan tentang perasaannya sendiri.
Para Psikiater membedakan gejala serangan schizophrenia
menjadi 2, yaitu gejala positif dan negatif.
Gejala positif
Halusinasi selalu terjadi saat rangsangan terlalu kuat dan
otak tidak mampu menginterpretasikan dan merespon pesan atau rangsangan yang
datang. Penderita schizophrenia mungkin mendengar suara-suara atau melihat
sesuatu yang sebenarnya tidak ada, atau mengalami suatu sensasi yang tidak
biasa pada tubuhnya. Auditory hallucinations, gejala yang biasanya timbul, yaitu
penderita merasakan ada suara dari dalam dirinya. Kadang suara itu dirasakan
menyejukkan hati, memberi kedamaian, tapi kadang suara itu menyuruhnya
melakukan sesuatu yang sangat berbahaya, seperti bunuh diri.
Penyesatan pikiran (delusi) adalah kepercayaan yang kuat
dalam menginterpretasikan sesuatu yang kadang berlawanan dengan kenyataan.
Misalnya, pada penderita schizophrenia, lampu trafik di jalan raya yang
berwarna merah kuning hijau, dianggap sebagai suatu isyarat dari luar angkasa.
Beberapa penderita schizophrenia berubah menjadi seorang paranoid. Mereka
selalu merasa sedang diamat-amati, diintai, atau hendak diserang.
Kegagalan berpikir mengarah kepada masalah dimana penderita
schizophrenia tidak mampu memproses dan mengatur pikirannya. Kebanyakan penderita
tidak mampu memahami hubungan antara kenyataan dan logika. Karena penderita
schizophrenia tidak mampu mengatur pikirannya membuat mereka berbicara secara
serampangan dan tidak bisa ditangkap secara logika. Ketidakmampuan dalam
berpikir mengakibatkan ketidakmampuan mengendalikan emosi dan perasaan.
Hasilnya, kadang penderita schizophrenia tertawa sendiri atau berbicara sendiri
dengan keras tanpa mempedulikan sekelilingnya.
Semua itu membuat penderita schizophrenia tidak bisa
memahami siapa dirinya, tidak berpakaian, dan tidak bisa mengerti apa itu
manusia. Dia juga tidak bisa mengerti kapan dia lahir, dimana dia berada, dan
sebagainya.
Gejala negatif
Penderita schizophrenia kehilangan motivasi dan apatis
berarti kehilangan energi dan minat dalam hidup yang membuat penderita menjadi
orang yang malas. Karena penderita schizophrenia hanya memiliki energi yang
sedikit, mereka tidak bisa melakukan hal-hal yang lain selain tidur dan makan.
Perasaan yang tumpul membuat emosi penderita schizophrenia
menjadi datar. Penderita schizophrenia tidak memiliki ekspresi baik dari raut
muka maupun gerakan tangannya, seakan-akan dia tidak memiliki emosi apapun.
Tapi ini tidak berarti bahwa penderita schizophrenia tidak bisa merasakan
perasaan apapun. Mereka mungkin bisa menerima pemberian dan perhatian orang
lain, tetapi tidak bisa mengekspresikan perasaan mereka.
Depresi yang tidak mengenal perasaan ingin ditolong dan
berharap, selalu menjadi bagian dari hidup penderita schizophrenia. Mereka
tidak merasa memiliki perilaku yang menyimpang, tidak bisa membina hubungan
relasi dengan orang lain, dan tidak mengenal cinta. Perasaan depresi adalah
sesuatu yang sangat menyakitkan. Di samping itu, perubahan otak secara biologis
juga memberi andil dalam depresi.
Depresi yang berkelanjutan akan membuat penderita
schizophrenia menarik diri dari lingkungannya. Mereka selalu merasa aman bila
sendirian.
Dalam beberapa kasus, schizophrenia menyerang manusia usia
muda antara 15 hingga 30 tahun, tetapi serangan kebanyakan terjadi pada usia 40
tahun ke atas. Schizophrenia bisa menyerang siapa saja tanpa mengenal jenis
kelamin, ras, maupun tingkat sosial ekonomi. Diperkirakan penderita
schizophrenia sebanyak 1 % dari jumlah manusia yang ada di bumi.
Schizophrenia tidak bisa disembuhkan sampai sekarang. Tetapi
dengan bantuan Psikiater dan obat-obatan, schizophrenia dapat dikontrol.
Pemulihan memang kadang terjadi, tetapi tidak bisa diprediksikan. Dalam
beberapa kasus, penderita menjadi lebih baik dari sebelumnya. Keringanan gejala
selalu nampak dalam 2 tahun pertama setelah penderita diobati, dan
berangsur-angsur menjadi jarang setelah 5 tahun pengobatan. Pada umur yang
lanjut, di atas 40 tahun, kehidupan penderita schizophrenia yang diobati akan
semakin baik, dosis obat yang diberikan akan semakin berkurang, dan frekuensi
pengobatan akan semakin jarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar